Kereta api adalah bentuk transportasi yang menggunakan rel, yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang rel atau jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel. Kata 'train' berasal dari Bahasa Prancis kuno trahiner, serta dari bahasa latin trahere yang artinya 'tarik, menarik'.
Dari awal abad ke-19 hampir semua kereta api di Tarik oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh lokomotif diesel dan lokomotif listrik yang kurang bersih.
Mesin uap pertama atau boleh dikatakan kereta api pertama, mulai dioperasikan di sepanjang rel primitif pada tahun 1804, dimana pada saat itu, Matthew Murray berhasil menampilkan lokomotif sederhana pertama. Namun perhatian publik justru lebih banyak tertuju pada Richard Trevithick yang berhasil menciptakan "Penydarren", sebuah lokomotif yang menarik beban setara 25 ton dan 70 orang.
Kereta Api dipergunakan secara komersial pada akhir 1820-an, George Stephenson yang berkebangsaan Inggris saat itu memenangkan kompetisi dengan desain lokomotif uapnya. Sejak saat itu, lokomotif uap menyebar dengan cepat hingga ke Amerika.
Transportasi Kereta api sebenarnya sudah dikenal Pada tahun 1769, dimana seorang insinyur asal Skotlandia bernama James Watt membuat sebuah inovasi mesin uap. Teknologinya ini kemudian diterapkan untuk mesin penggerak lokomotif uap. Penggerak berasal dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara, atau minyak. Inilah awal mula penyebutan istilah kereta api. Pada tahun 1774 James Watt memperkenalkan teknologi yang ia temukan keseluruh dunia, Berlanjut pada tahun 1800-an beberapa ahli mesin uap berhasil memodifikasi mesin uap rancangan Watt, dengan merancang ruang bertekanan tinggi non-kondensasi yang memungkinkan mesin untuk mengkonversi lebih banyak energi uap menjadi energi mekanik.
Pada dekade pertama penyebaran lokomotif uap, para insinyur di London mulai merencanakan untuk membangun rel kereta api antar kota dan terowongan bawah tanah. Bagian pertama dari proyek ini sekarang dikenal dengan "London Underground" yang mulai dibangun pada tahun 1863. Hingga pada akhirnya pada tahun 1879 tepat nya pada tanggal 30 mei 1879 Kereta api tenaga listrik di perkenalkan ke seluruh dunia, Hingga akhirnya Masa kejayaan kereta uap berakhir ketika seluruh armada kereta di London mulai menggunakan mesin diesel dan mesin listrik, dan pembangunan rel ini tetap diteruskan hingga 1890. Meskipun menerima banyak keluhan karena asap di terowongan.
Kebutuhan akan kenyamanan dan penghematan waktu untuk perjalanan menjadi alasan nomor wahid bagi penumpang kereta api. Ketika kereta cepat Shinkansen di Jepang memulai debutnya pada 1964, negara-negara lain juga berlomba-lomba untuk membuat kereta cepat yang sama. Setelah itu, Perusahaan Perancis Alstom dan SNCF mengembangkan kereta TGV yang bisa melaju dengan kecepatan 380 kilometer per jam. Dengan inovasi baru ini, maka tak heran perusahaan kereta dunia semakin berambisi untuk menciptakan kereta dengan kenyamanan, pelayanan dan kecepatan yang lebih baik. Sampai akhirnya, China berhasil menciptakan kereta Shanghai Maglev yang mempunyai kecepatan jelajah maksimum 430 kilometer per jam. Penumpang dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan salah satu moda transportasi sesuai dengan keinginannya.
Sedangkan per kereta api an di Indonesia terjadi sesudah periode Tanam Paksa diberlakukan oleh Van Den Bosch pada tahun 1825 - 1830, ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Akhirnya, pada 1840, Kolonel J.H.R. Carel Van der Wijch mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang - Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. ( Nederlands – Indische Spoorweg Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja.
Baca Juga : Mengenang Perkeretaapian di Indonesia dan Sejarahnya