Tangkiwood adalah boleh dibilang Hollywood nya Indonesia, atau bisa disebut juga dengan "Kampung Artis " Indonesia pada era tahun 1940an. Tan Hin Hie, saudagar Tiongkok yang berperan besar terhadap berdirinya Tangkiwood. Pada tahun 1913, raja ikan asin yang menguasai pasar Asia Tenggara ini datang ke Batavia. Di kota bandar ini, dia mendirikan Prinsen Park, sebuah pusat hiburan yang lengkap. Di sana ada panggung Toneel Melajoe, bioskop, rumah produksi film, serta galeri musik.
Prinsen Park berdiri di pusat pemerintahan Hindia Belanda. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Prinsen Park untuk menjadi barometer kancah hiburan. Siapa saja yang mau eksis atau cepat melambung namanya sebagai aktor, aktris, bahkan musisi atau penyanyi, wajib datang ke sini.
Prinsen Park juga menjadi saksi bisu film cerita pertama berjudul “Loetoeng Kasaroeng”, sebuah film ambisius L Heuvevldrop dan G Kruger yang disokong Bupati Bandung Wiranatakusumah. Sejak itu, Prinsen Park makin dipenuhi hingar-bingar para artis.
Keramaian Prinsen Park, berdampak pada kampung-kampung di sekitarnya. Salah satunya kampung Tangki yang menjadi cikal bakal Tangkiwood. Pada saat dunia perfilman di Tanah Air makin menanjak di tahun 1950-an, nama Kampung Tangki ikut melambung. Sebabnya sudah jelas. Di sana, tempat bermukimnya para pelakon. Dari catatan yang ada, film “Si Pitung” yang melegenda, juga melibatkan banyak penghuni Kampung Tangki. Bukan cuma artis yang bermukim di sana, warga biasa pun mendapat peran sebagai figuran.
Sejumlah nama besar pun tercatat bermukim di Tangkiwood saat itu. Mereka antara lain, Wolly Sutinah atau Mak Uwok, Pak Item, Laelasari, Bing Slamet, Ateng, Iskak, dan masih banyak lagi para aktris dan aktor, yang bermukim di Tangkiwood.
Namun sayangnya, Menjelang tahun 1970, di saat produksi film mencapai puncaknya pada dekade itu, ketenaran Tangkiwood justru meredup. Nama Tangkiwood terus meredup hingga awal 1980-an. Penyebabnya, teknologi televisi yang baru muncul dan booming.
Para aktris dan aktor, akhirnya memilih eksodus dari Tangkiwood demi mencari peruntungan di rumah produksi film lain di luar Prinsen Park. Memasuki tahun 1985, Prinsen Park akhirnya benar-benar ditinggalkan. Begitu juga dengan Tangkiwood.