Saat lebaran, banyak masyarakat di daerah-daerah kumpul untuk silaturahmi dan makan bersama. Ada 6 tradisi makan bersama ketika lebaran yang umum dirayakan di daerah Indonesia berikut.
Lebaran adalah hari kemenangan yang diisi dengan acara silaturahmi, bermaaf-maafan, dan makan bersama. Beberapa masyarakat daerah di Indonesia biasanya punya ciri khas dalam merayakan lebaran.
Salah satunya dengan menggelar acara makan bersama yang sudah jadi tradisi turun-temurun. Tak sekadar makan, ada berbagai pesan moral di baliknya dan sejumlah menu khusus yang disiapkan.
Di Aceh, misalnya, masyarakatnya bakal bikin hidangan spesial berbahan daging sapi atau kerbau. Lalu di Sumatera Barat dan Riau, ada tradisi makan bajamba dimana orang-orang berkumpul bersama untuk menikmati makanan enak, 7 hari setelah idul fitri.
Tak ketinggalan binarundak di Sulawesi Utara yang terkenal akan sajian nasi jaha-nya. Masyarakat bakal memasak nasi gurih dalam bambu yang dibakar ini secara bersama-sama.
Berikut tradisi makan bersama saat lebaran di berbagai daerah Indonesia:
1. Makmeugang
Sie reuboh, kuliner Aceh yang kerap tersaji pada tradisi makan bersama saat lebaran yaitu makmeugang. Foto: detikfood
Tradisi makan bersama ini berlangsung di Aceh. Namanya makmeugang yang berlangsung saat jelang ramadan, hari idul fitri, dan idul adha. Tradisi ini juga kerap disebut meugang, haghi mamagang, atau uroe meugang.
Mengutip situs pemerintah kota Banda Aceh, tradisi makmeugang konon sudah ada sejak abad ke-14 M ketika agama Islam mulai disebarkan di sana. Ada yang menyebut bahwa makmeugang digelar oleh Sultan Iskandar Muda sebagai wujud rasa syukurnya menyambut bulan ramadan.
Saat makmeygang, masyarakat Aceh akan menyajikan hidangan berbahan daging sapi, lembu, atau kerbau. Ada juga yang mengolah daging kambing, ayam, dan bebek. Olahannya beragam dan menggiurkan selera seperti kari daging, sop daging, sie reuboh, daging asam keueung, hingga gulai merah.
2. Bedulang
Di Bangka, masyarakatnya juga terbiasa makan bersama setelah silaturahmi dan saling bermaafan pada hari lebaran. Tradisi ini disebut bedulang dimana aneka lauk disajikan dalam satu tampah yang ditutup tudung saji.
Hidangannya banyak seperti tumis rebung, tumis keladi, lempah kuning ikan kakap, ikan jebung bakar, lempah kulat perawan, hingga sambal belacan. Untuk sumber karbohidratnya ada nasi merah, singkong goreng, dan jagung rebus.
Lalu saat menikmati bedulang, masyarakat Bangka makan pakai tangan, tidak boleh pakai sendok atau garpu. Biasanya bedulang dinikmati pertama kali oleh orang yang lebih tua dulu, baru kemudian diikuti yang muda. Tradisi ini juga menyimbolkan kehangatan keluarga.
3. Makan bajamba
Satu lagi tradisi makan bersama di daerah Indonesia yang kerap digelar saat lebaran. Makan bajamba atau barapak adalah tradisi makan masyarakat Minangkabau dengan cara duduk lesehan bersama-sama dalam satu ruangan.
Biasanya bajamba dilakukan hari ketujuh setelah idul fitri yaitu ketika orang-orang sudah melakukan puasa sunah selama 6 hari, terhitung sejak 2 syawal. Bajamba bisa dilakukan di mana saja, termasuk di masjid sekitar.
Lauk yang disediakan beragam seperti gulai dan rendang. Lalu hal menarik lain dari bajamba adalah adanya sejumlah adab saat menikmati makanan. Seperti jumlah lauk yang disajikan harus adil di antara kelompok, makan tanpa berbunyi, hingga tidak bersendawa.
4. Botram
Tradisi makan bersama saat lebaran juga ada di tanah Sunda. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan botram. Suasananya begitu hangat dan penuh kekeluargaan.
Botram pada intinya adalah tradisi makan bersama dengan keluarga besar, kerabat, atau tetangga. Botram bisa berlangsung di mana saja seperti di halaman rumah, di kebun, pantai, atau tempat lainnya.
Saat botram tersaji makanan khas tanah Pasundan, termasuk sambal, lalapan, dan ikan asin. Menu utamanya berupa nasi liwet Sunda, ikan goreng, tempe orek, dan kerupuk.
Hal unik lain dari botram adalah orang-orang yang akan makan biasanya kerja sama membuat dan menyiapkan menu yang bakal disuguhkan. Setelah menu tersusun rapi, barulah mereka berdoa dan menikmati makanan bersama.
5. Saprahan
Suku Melayu di Pontianak merayakan lebaran dengan makan enak bersama. Tradisi ini dikenal dengan sebutan saprahan atau makan besaprah. Mengutip situs resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Panrb), saprahan biasanya berlangsung saat hari pertama lebaran.
Saprahan berasal dari kata "saprah" yang berarti berhampar. Artinya masyarakat Pontianak akan duduk lesehan secara berkelompok untuk menikmati makanan bersama. Setiap kelompok biasanya berisi 6 orang.
Untuk menunya juga beragam. Beberapa yang umum adalah nasi kebuli, pacri nanas, sayur dalca, dan semur daging. Tak ketinggalan minuman khas bernama air serbat yang terbuat dari rempah-rempah dan kayu secang dengan rasa mirip jamu.
6. Binarundak
Binarundak dilakukan dengan membakar nasi jaha bersama-sama saat hari ketiga lebaran.
Dari Sulawesi Utara ada binarundak, tradisi membakar nasi jaha bersama-sama pada saat lebaran. Hasilnya nanti dinikmati ramai-ramai. Nasi jaha dibuat dengan campuran jahe, santan, dan beras ketan.
Nantinya adonan ini dimasukkan ke dalam batang bambu berlapis daun pisang. Bambu tersebut kemudian dibakar dengan serabut kelapa. Binarundak terlihat begitu meriah karena dilaksanakan di sepanjang jalan rumah warga atau di lapangan terbuka.
Biasanya binarundak digelar para perantau pada hari ketiga lebaran. Tradisi ini sekaligus ajang untuk menjalin tali silaturahmi di antara mereka yang sudah jarang bertemu.