Hari Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) merupakan peringatan terhadap sebuah peristiwa heroik yang terjadi pada masa Orde Lama ketika Presiden Sukarno masih memimpin pada 1966 yang berimbas kepada munculnya sebuah aksi yang dikenal dengan Tritura.
Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat tersebut adalah (1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI; (2) Rombak Kabinet Dwikora; dan (3) Turunkan Harga. Oleh sebab itu, setiap tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura.
Aksi Tritura dimotori oleh mahasiswa yang membawa dalih bahwa Pemerintahan Orde Lama tidak tegas terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Hari Tritura diperingati pada tanggal 10 Januari dan disebut sebagai sejarah lahirnya Orde Baru.
Peringatan ini bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan adanya aksi yang diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa yaitu aksi tritura. Pemerintahan Orde Lama yang lambat dan tidak tegas terhadap PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dianggap sebagai biang kerusuhan pada Gerakan 30 September 1965, organisasi yang turut andil dalam aksi demontrasi Tritura ini antara lain:
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI).
Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI).
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI).
Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI).
Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI).
Presiden Sukarno dianggap lengah dan kurang memperhatikan adanya bahaya dari PKI. Justru hanya terfokus kepada konfrontasi terhadap Malaysia dan merebut Irian Barat.
Menanggapi aksi Tritura ini, pada tanggal 21 Februari 1966, Presiden Soekarno melakukan perombakan kabinet tetapi masih mengikutkan para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa untuk melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 24 Pebruari 1966 dan mengakibatkan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tertembak dan gugur.
Setelah kejadian itu, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret yang biasa disebut (Supersemar) yang memberikan tugas dan wewenang kepada Jenderal Soeharto. Melalui Supersemar inilah awal bagi Soeharto mendapatkan wewenang untuk mengambil segala tindakan yang perlu dalam memulihkan keamanan dan ketertiban.
Supersemar ini juga menjadi awal muncul dan berkembangnya kekuasaan orde baru, usaha para mahasiswa dalam aksi Tritura untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat ini pun menjadi sejarah bangsa. Dan untuk mengingat peristiwa itu, setiap tanggal 10 Januari ditetapkan sebagai hari Tritura.