Beberapa Hadis Nabi tentang Keluarga
Dalam ajaran agama Islam, Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada para umatnya dalam membangun rumah tangga dalam banyak hadis yang memiliki banyak makna untuk memahami kedudukan keluarga dalam Islam. Mulai dari tuntunan agar dapat menciptakan rumah tangga yang harmonis, pemberian nafkah, hingga pengajaran ilmu agama dalam keluarga.
simak hadis Nabi tentang keluarga berikut ini.
1. Keutamaan memberi nafkah keluarga
Berdasarkan HR. Muslim, dijelaskan bahwa nafkah kepada keluarga lebih baik pahalanya dari sedekah sunnah. Untuk itu, seorang suami hendaknya lebih mengutamakan memberikan nafkahnya kepada keluarga daripada yang lain. Hadis Nabi Yang artinya : “Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995).
2. Suami akan dimintai pertanggungjawaban
Sebagai pemimpin keluarga, seorang suami akan dimintai pertanggungjawaban terhadap keluarganya di akhirat kelak, apakah ia benar-benar memperhatikan nafkah untuk keluarganya atau tidak. Riwayat Ibnu Hibban disebutkan, yang artinya : “Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin, apakah ia memperhatikan atau melalaikannya” (HR. Ibnu Hibban 10: 344)
3. Menjadi istri yang taat pada suami
Rumah tangga akan berbahagia, jika istri taat pada suami. Karena istri seperti inilah yang akan menyenangkan hati suami. Dalam Hadis Yang artinya : Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai, no. 3231; Ahmad, 2: 251)
4. Mudahnya seorang istri masuk surga
Seorang istri yang taat pada suaminya akan mendapat jaminan masuk surga lewat pintu mana saja yang dia mau. Disebutkan dalam hadis berikut ini: “Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, 'Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka'.” (HR. Ahmad, 1: 191; Ibnu Hibban, 9: 471)
5. Bersabar menghadapi istri
Setiap pasangan suami istri hendaknya bersabar terhadap satu sama lain. Jika seorang suami mendapati suatu kekurangan pada istri, janganlah membencinya secara total. Sebab, pasti ada kebaikan di sisi lain yang dapat menutupi kekurangan tadi. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridai.” (HR. Muslim, no. 1469)
![](/images/2021/Desember/kel.jpg)
6. Kewajiban suami istri
Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasihat) selain di rumah” (HR. Abu Daud, no. 2142)
7. Jangan mudah minta cerai dari suami
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wanita mana saja yang meminta talak (cerai) tanpa ada alasan yang jelas, maka haram baginya mencium bau surga.” (HR. Abu Daud, no. 2226; Tirmidzi, no. 1187; Ibnu Majah, no. 2055)
8. Kewajiban mengajarkan anak untuk shalat
Kepala rumah tangga yang baik harus mengajak anaknya untuk shalat sebagaimana hadis Rasulullah berikut ini: “Perhatikanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka.” (HR. Abu Daud, no. 495; Ahmad, 2: 180)
9. Tanda sayang dengan mencium anak
Rasulullah mengajarkan pentingnya menanamkan rasa sayang kepada anak, salah satunya dengan menciumnya. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin ‘Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro’ bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, ‘Aku punya 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melihat kepada Al-‘Aqro’ lalu beliau berkata, 'Barangsiapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi'.” (HR. Bukhari, no. 5997 dan Muslim, no. 2318)
Itulah hadis nabi tentang keluarga yang patut kita ikuti demi membangun rumah tangga sakinah, mawaddah, warahmah.